Review - Filsuf Jagoan!

Halo! Hahaha
Kalian tau? Saya baru saja melewati UTS -_- dan... Gagal Total :’v

Kali ini tersangka utamanya adalah kacamata. Ya.. Saya gadis rabun minus 4,5. Sekitar sebulan yang lalu kacamata saya patah... 
Lho? Kenapa patah dibiarkan begitu saja? 
-Pertanyaan yang bagus. Selain rabun, Saya juga penakut. Saya takut kala orang tua tau kacamata saya patah, mungkin saya akan dikuliti atau diumpankan ke piranha -_- Bercanda. Tapi sifat bawaan lahir ini jangan dibahas.

Semenjak saya kehilangan kacamata, dunia saya menjadi buram (ya iyalah). Ketika di kelas, saya menjadi seperti orang cacat. Cuma bisa celingak-celinguk sana sini karena tidak bisa melihat ---
Tapi sebenarnya topik kali ini bukan itu sih :v
*OUT OF TOPIC

Ya :D Kali ini saya mau (coba-coba) mereview buku =)))
Saya suka baca buku. Dan komik. Dan buku komik (ribet)
Ini adalah salah satu buku (atau komik) favorit saya, mengenai salah satu topik favorit saya juga, yaitu filsafat. Dan... judul buku ini adalahhhhhhh JENG JENG JENG *norak
FILSUF JAGOAN!
Filsuf Jagoan! vol 1 dan 2
Soal topik filsafat tadi, jangan dulu berpikir yang rumit-rumit dan memusingkan ya. Buku yang saya beli satuannya seharga 10.000 rupiah di gramedia ini (kenapa murah sekali? Ya iyalah. Saya beruntung menemukannya di area buku-buku yang terkucilkan dan terbuang* :’)) memberi kita intisari dari hasil pemikiran filsuf-filsuf besar. Ibaratnya lmu filsafat itu buah dari sebatang pohon yang tumbuh di hutan, penulis dengan susah payah menembus semak belukar di belantara, menemukan pohon filsafat, memanjat pohonnya, memetik buahnya, menjadikannya jus, dan kita tinggal pergi ke toko dan membeli jus dalam bentuk botolan :v(Analogi macam apa ini)
Jus botolan bisa dinikmati siapa saja kan? begitu juga dengan Filsuf Jagoan!. 
Buku yang disusun oleh Fred van Lente ini menyajikan pemikiran yang berat sedemikian rupa sehingga terlihat ringan dan menyenangkan. Ibaratnya batu dan kapas. Lebih enak membayangkan memikul kapas satu kilo daripada memikul batu satu kilo :v padahal sama. Ilustrasi yang lucu dan nakal oleh Ryan Dunlavey membuat buku ini semakin mengasyikan untuk dibaca. Jelas, tidak ada yang ditutup-tutupi. Menggambarkan dengan jelas kondisi dan sisi gelap agama serta pemerintahan di masa hidup para filsuf, namun tetap dalam suasana guyon.
 Tapi buat kalian yang sangat-fanatik-sekali, saya sarankan jangan baca ya :v LOL
Dalam mendalami pemikiran para filsuf sebaiknya kita berpikiran luas dan terbuka, menurut saya. Karena banyak sisi yang menyinggung hal sensitif bagi kebanyakan orang, seperti agama dan perkembangan seksual (Misalnya di bab mengenai teori perkembangan seksual Sigmund Freud) . Karena itu saya suka sekali dengan duo Fred dan Ryan ini, mereka mampu menampilkan ilmu (yang sering dianggap mengerikan) dengan sangat-sangat fun :D sehingga dapat dibaca oleh orang awam maupun cendekia.
Contohnya pada kolom pembuka bagian Santo Agustinus, yang menggambarkan kalau dulu ia seorang pendosa

Kolom pembuka Santo Agustinus, menggambarkan masa lalunya sebagai pendosa


Kata-kata terkenal dari Santo Agustinus:"Berikanlah daku kemurnian dan kemampuan bermawas diri.. tapi jangan sekarang!"
Ngomong-ngomong komik ini sebenarnya punya 3 seri.. tapi sayangnya saya baru dapat dua -_-
Kalau teman-teman ingin mengenal ilmu filsafat tapi takut dengan buku yang berat dan buat ngantuk *EH

Komik ini RECCOMENDED :D


*area buku yang terkucilkan/buku yang terbuang adalah sebutan saya untuk lapak buku di depan halaman Gramedia Maumere. Berisi buku-buku berdebu yang tidak laku dan dijual SUPER murah :v

Komentar

  1. Kebetulan saya membaca siang hari. so tulisan ini jadinya terasa seperti jus buah dingin yang menyegarkan. Saya bisa tertawa lepas (tapi bukan menertawakan). Narasi ttg pengalaman Indah belakang ini gara2 ketiadaan kaca mata menjadi "fun" tersendiri. Saya membayangkan seorang gadis minus 4.5 yg berjuang melihat segala yg ingin dilihatnya dengan jelas. Terbayang "body movement" celingak-celunguk yang lucu.... haha

    Soal bukunya sendiri saya tidak berkomentar banyak krn saya belum pernah baca. Tapi soal topik favorit Indah, filsafat, saya hanya bisa katakan: Selamat dan saya bangga. Jujur ni... :) Saya kagum akan minatmu, minat yang tidak biasa, sebenarnya. Tidak banyak orang muda seusiamu, yang tertarik dengan topik ini. Filsafat terasa asing, benar2 asing bagi sebagian besar orang, termasuk orang dewasa yang berpendidik tinggi. Menurut saya, salah satu alasannya adalah bahwa sebagian besar buku filsafat ditulis dalam bahasa yang kaku, rumit dengan macam2 istilah yang tidak familiar bagi kaum awam. Topik bahasan sebagian besar "familiar", real bagi kehidupan kita, tapi dibahasakan dengan kaku dan rumit, sehingga utk mencernanya orang harus berpkir keras, mengerutkan dahi. Siapa mau berpikir keras seperti itu?
    Bersyukurlah kita atas usaha dari sebagian pemikir, filsuf, yang berusaha "membumikan" filsafat ini; dengan coba membahas hal yang rumit dengan bahasa yang lebih familiar dan fun pula. Jostein Gaarder, misalnya, dia bisa menyajikan sejarah filsafat dengan gaya cerita dan bahasa yang ringan. Enak dibaca. hehe.... maaf Indah, bukunya belum dikembalikan... belum selesai dibaca.... :) Demikian pula penulis buku Filsuf Jagoan ini. Membaca tulisan dengan gaya seperti ini membuat saya lebih mengerti dan merasa bahwa filsafat itu bisa dipahami. Dan Indah salah satu anak muda yang memiliki kemampuan berbahasa seperti ini juga. Hebat! Hebat!

    Review ini memang hanya memperkenalkan secara umum topik bahasannya, tapi sudah cukup menggelitik rasa ingin tahu orang utk membacanya, apalagi Indah sdah meyakinkan pembaca bahwa buku ini mudah utk dicerna. Itulah tujuan dari review: agar orang bisa mempertimbangkan utk membaca buku ini.

    Terima kasih banyak atas inisiatifmu dan membuka wawasan kami yang lain. Paling kurang satu hal ditegaskan oleh Indah: Filsafat itu kini sdh disediakan dalam bentuk jus botolan yang mudah dan enak dinikmati. (y) (y)

    BalasHapus

Posting Komentar