Senior Year
Yo man.
Saya menulis ini di dalam kelas, sambil mengerjakan UTS
Agama. Sebenarnya saya sudah selesai sih :v Iya lah. Kan pilihan ganda :3
Materinya tentang makna perkawinan, sedikit menyinggung program dan metode Keluarga
Berencana. Makanya dari tadi Mars KB berdengung dikepala saya (terbawa suasana)
Keluarga berencana
sudah waktunya,
Janganlah diragukan
lagi
Keluarga berencana
besar maknanya,
Untuk hari depan yang
jaya ~
Ya Tuhan. Mengapa saya selalu mengawali tulisan dengan
sesuatu yang benar-benar out of topic? T.T
Sebenarnya saya cuma mau mengabarkan kalau sekarang..
Saya.. sudah kelas XII :v Hore (telat sekali -_-)
Tapi bukankah itu keren?
Keren lah :v
Mengapa?
Yang pertama, kelas XII tu paling senior, man! :v Jalan
masuk ke sekolah seperti bos besar (tidak segitunya juga sih), dipanggil “kakak”
oleh adik kelas, dan (dianggap) sudah dewasa.. Tapi, rata-rata peserta didik kelas
XII di sekolah kami tingkahnya semakin aneh saja :v Tidak peduli pada
peraturan, padahal, seharusnya “kakak”
menjadi teladan untuk adik-adiknya ya :v
Apalagi ketika memasuki bulan-bulan sebelum Ujian Nasional,
biasanya anak kelas XII semakin beringas (hahahaha)
Mungkin ingin merayakan hari-hari pra pembebasan dari
peraturan sekolah katolik yang serba ketat :3 (Maaf ya pak, bu)
Yang kedua, kelasnya diacak! (Hore lagi)
Sejak kelas VIII SMP sampai dengan kelas XI SMA, saya selalu
sekelas dengan orang yang sama. Rata-rata kami berasal dari SMP yang sama, sih -_-
(masih satu yayasan). Dari kelas VIII kami sudah dikumpulkan di kelas unggul,
jadi selama beberapa tahhun ini saya hanya melihat wajah yang itu-itu saja :v
Nah, di kelas XII, kelas unggul ditiadakan (hore lagi).
Entalah. Mungkin supaya kami bisa saling membantu dalam belajar. Seperti mentor
sebaya..
Jujur saja, waktu melihat pembagian kelas, saya takut. Takut
tidak bisa bergaul... Tapi sekarang rasanya senang menjadi bagian dari kelas
ini! Saya mengenal teman-teman dengan berbagai macam karakter... Dan akhirnya
pergaulan saya tidak terbatas pada lingkungan yang sama.
Ini seperti naik seetingkat lebih gaul :v Dari “kuper”
menjadi “masih-agak-kuper-tapi-lumayanlah...”
Yang ketiga, kelas XII itu kelas terakhir kita di SMA!
Ketika kita sudah kelas XII, kita sadar sedikit lagi kita
akan angkat kaki dari sekolah ini. Pak Jon bilang, kelas XII itu setengah
badannya masih di SMA, setengahnya lagi sudah di kampus...
Kita disibukkan dengan persiapan Ujian Nasional (kami
angkatan terakhir KTSP lho :3 ), tes masuk universitas, dan bagi orang-orang
yang masih ragu akan kemampuannya sendiri (saya, contohnya) menimbang-nimbang
fakultas atau jurusan yang tepat.
Namun yang tidak kalah penting, kita mulai memikirkan cara
untuk dikenang di almamater. Kita mulai memikirkan cara kita sendiri untuk
mengenang haris-hari di SMA.
Hahaha. Mungkin karena itulah anak-anak kelas XII (terutama
yang perempuan) jadi lebih sensitif mengendus keberadaan kamera. Yup. Narsis
yang semakin agresif. Kapan saja, dimana saja, bersama siapa saja :v
Tak lupa dengan tradisi jaket kelas dan buku tahunan.. Oh,
ya. Bahkan teman-teman saya ada yag membentuk grup dan merekam lagu tetang perjalanan angkatan
kedelapan (angkatan kami) T.T
Begitulah.. sekarang bulan Oktober. Terhitung ±7 bulan lagi
sebelum lulus..
Saya ingin waktu berjalan lebih cepat.. Ini seperti perasaan
seekor burung yang siap mengepakan sayap kecilnya dan keluar dari sangkar.
Menggebu untuk terbang menantang langit
yang lebih biru, luas dan kejam.
Namun sebuah kontradiksi mengambang di hati. Di saat yang
bersamaan, saya ingin waktu berputar lebih lambat... memberi saya kesempatan
untuk menikmati tiap detiknya yang gila. Suka, duka, tawa, tangis yang kami
ciptakan di masa SMA...
Begitulah...
Senior Year yang Membosan ditulis sekedar membunuh rasa bosan gara-gara tanda usai ujian belum juga diumumkan. Membosankan memang bertahan duduk dalam kelas hanya krn waktu test belum berakhir. Tapi cara menghalaunya kreatif!
BalasHapusAkan muncul saat-saat membosankan lainnya dalam beberapa bulan ke depan. Jadual belajar yg terberi tanpa kompromi, dari pagi hingga malam, sudah siap menanti. Menjemukan, bukan?
Sayangnya ini hanya krn kebiasaan! Pokoknya sdh menjadi "ritual" tahunan bagi calon peserta UN. Efektivitasnya jarang dipertanyakan! Tidak pula dievaluasi!
Anehnya semua tahu bahwa belajar dan belajar dari pagi hingga malam itu benar-benar membosankan. Secara teoretis, rasa jemu tidak pernah menjanjikan hasil yg diharapkan, yg maksimal. So, rutinitas belajar yg menjemukan itu sebenarnya tidak efektif, tak punya efek yg sebanding dengan waktu dan energi yang dihabiskan. Tapi itu tadi, efektif atau tidak, pokoknya harus dijalankan hanya krn biasanya demikian! Nampaknya sekolah sdh terlanjur yakin, semakin lama durasi belajar, semakin baik hasilnya!
Saya punya pandangan lain dan telah coba dijalankan! Tapi mudah dicap tidak taat, dan pemalas. Saya berasumsi: berhentilah belajar sebelum lelah dan bosan. Durasi belajar yg pendek, tapi sering akan lebih efektif!
"Senior year" akan tetap menjadi masa yang membosankan sejauh sekolah tak mencoba berusaha dan berani melangkah "keluar jalur" (kebiasaan). Foto2 (selfie) dan jaket atau T-shirt kelas akhir tentu menyenangkan, tapi sekaligus menjadi kenang-kenangan yang senantiasi mengingatkan pemakainya akan "senior year" yg membosankan dan membebankan itu.
Hhmm... sekolah jangan2 belum mampu menyediakan "timing" dan "running way" yang pas buat "senior year students" utk "take off" menerjang langit biru, yg menawarkan beragam kemungkinan!...
Vd....