Tut.. Tut.. Dan Brum.. Brum (part 1)

Yohoho. Halo lagi, ini saya :D (bicara sendiri T.T )

Tadi pagi saya bangun jam 5 karena mimpi buruk. Lebih tepatnya pukul lima Waktu Indonesia Barat. Haha. Sudah hampir sebulan saya hilang dari kawasan Waktu Indonesia Tengah. Berarti.. Sudah hampir sebulan juga saya hilang dari kota kecil berdebu itu. Saya merantau. Niatnya kesini mau jadi 'mahasiswa rantau' . Apa daya karena satu dan lain hal malah jadi 'rantau' betulan.. Tanpa status mahasiswa :v
Ngomong-ngomong, saya dimana ya? :3
Sekarang saya menetap di... Yogyakarta! Yipi..


Saya tak tau kenapa saya senang, ada di kota ini tanpa status yang jelas. Seperti pendatang gelap saja. Haha. Tidak juga sih. Tapi pendatang gelap keren juga kok. (Keren dari mananya?)

Dan.. Yang saya bicarakan dari tadi apa hubungannya sama judul di atas? T.T
Hei, hei. Apa saya kebanyakan basa-basi? Haha. Lama-lama saya kehilangan pembaca karena kalian bosan (lagaknya seperti blogger internasional yang punya miliaran pembaca padahal cuma blogger pemula yang pelupa dan baru ingat kalau jarak post yang sedang diketik ini dengan post terakhir sudah berbulan-bulan yang lalu)

Jadi, mulai saja ya. Saya tipe orang yang suka bepergian (walau dari tampang tidak terlihat seperti itu, karena perawakan saya seperti orang yang pemalas dan lamban bergerak — setidaknya itulah yang orang sering bilang) . Dan saya sukaaaa sekali semua jenis kendaraan umum. Tapi saya kurang suka naik pesawat karena.. Sering panik dalam hati saat pesawat sedang mengudara -_- (kampungan!)
Namanya juga manusia. Terbuat dari tanah. Baru merasa aman kalau sudah menginjak tanah... (Sekarang saya mencari pembenaran atas ke-katrok-an saya itu)

Dari kota kecil berdebu sampai ke kota pahlawan, saya naik pesawat. Pengennya naik kapal. Tapi cuaca waktu itu sedang buruk. Ditambah lagi dengan libur lebaran. Tiket kapal laut semakin susah dicari..
Setelah tiba, perjalanan ke Jogja dilanjutkan dengan kereta api! Yey!
Ini penampakan kaki saya waktu di Stasiun Maguwoharjo. (tidak penting)
Karena di kota kecil berdebu itu (dan seluruh area Indonesia Timur) tidak memiliki sarana transportasi kereta api, ini menjadi pengalaman yang mengasyikan buat saya. Terutama karena saya melakukan semua prosesnya sendiri. Jadi tiga kali lipat lebih menyenangkan.
Karena di tempat asal saya belum ada kereta api, jarang sekali ada orang yang pernah naik kereta. Jangankan naik. Lihat langsung saja belum. Karena itu saya bersemangat sekali ingin bercerita tentang kereta api..
Terakhir kali saya naik kereta api adalah ketika saya masih 'berupa' gadis kecil kelas 3 sekolah dasar. Saat itu, kereta yang saya tumpangi adalah kereta eksekutif, karena alasan keamanan dan kenyamanan. Namun, pada saat itu (sekitar tahun 2005), bahkan di kereta eksekutif pun ada saja kaca jendela yang sudah pecah disana dan disini.

Bagaimana dengan kereta ekonomi waktu itu?
Gerbong Ekonomi Dulu
Seperti yang kau bayangkan.. Gerbongnya penuh sesak dengan orang (bukan cuma di dalam gerbong, tapi juga di sisi kiri, kanan, dan atas. Kalo disisi bawah.. Mungkin waktu bunuh diri di  rel kereta masih populer). Karena penuh, otomatis hawanya jadi tak nyaman dan bikin gerah.. Ditambah lagi dengan copet, pengamen, pedagang asongan, preman, dan sebagainya dan sebagainya. Jika mendapat tempat duduk di gerbong ekonomi pun, beruntung. Pemandangan yang lebih banyak terlihat adalah orang-orang berkeringat dan berselonjoran di lantai gerbong.
Belum lagi soal tiket. Tiket susah didapat karena maraknya praktek calo. Tapi punya tiket untuk apa juga? Toh banyak yang naik tanpa tiket :'v

Kemudian... Datanglah sesosok pria bernama Ignasius Jonan ke dalam PT. Kereta Api Indonesia.. Dan boom. Dia menjalankan peran seperti avatar. Bedanya.. Dia datang ketika kita memang membutuhkannya.

Dari timur, saya sudah mendengar berita keberhasilan Ignasius Jonan dalam mengubah Indonesia melalui kereta api. Tapi saya anggap angin lalu saja. Maklum, disana tidak ada kereta api.
Tapi setelah saya merantau kesini.. Ternyata wajah perkeretaapian benar-benar berubah.


  • Dimulai dari stasiun. Sekarang stasiun tidak ada yang jorok... Petugasnya pun ramah. Di sana sini ada mesin penukaran tiket online.. Loket tiket juga ada. Dan.. Semuanya sekarang sudah mengantri dan berbaris rapi saat membeli tiket kereta. Tidak lagi ada ledakan orang di depan loket. Apa mungkin karena tiketnya sudah bisa dipesan secara online ya? Makanya semakin sedikit orang yang mengantri... Ah. Sudahlah. Yang penting, ini sesuatu yang bagus. :v



  • Tiket. Sekarang, tiket yang dipesan harus sesuai nama di kartu identitas/KTP, untuk menghindari calo tiket. Nah, sebelum masuk ke dalam kereta, tiket akan dicocokan petugas dengan kartu identitas masing-masing. Tiket kereta api bisa dibeli di stasiun, toko2 ritel seperti Alfamart dan Indomaret, serta secara online dari website PT. KAI dan aplikasi smartphone


  • Prosedur sampai masuk kereta. Sesudah mengantri dan memeriksakan tiket, tinggal menunggu hingga saat diperbolehkan masuk ke dalam gerbong kereta. Di stasiun besar yang melayani kereta api jarak jauh (misalnya rute Surabaya-Jogja atau Jakarta-Surabaya) , kita tidak diperbolehkan masuk ke ruang tunggu sampai dipanggil petugas. Dan pengantar tidak boleh ikut ke ruang tunggu (Kayak mau naik pesawat itu lho..) Sedangkan untuk stasiun kereta api lokal (misalnya rute antar kota di area Jawa Tengah dan sekitarnya) , langsung dipersilakan masuk ke ruang tunggu. Kalau keretanya belum datang, ya sudah tunggu saja :v Kalau keretanya datang dan bingung itu kereta yang akan kita tumpangi atau bukan, tanya saja sama petugas di stasiun. Petugasnya baik kok :v Waktu saya dari Surabaya, petugasnya yang membantu membawa barang-barang saya sampai ke dalam kereta. Waktu itu saya bawa koper, dua tas besar, satu dos (ukuran dos a*ua) dan satu ransel.. Tas-tas itu bergelantungan di badan saya yang kecil. Bayangkan saja saya seperti sebatang lidi dengan bongkahan batu diikat di setiap sisinya :v (dan pemandangan inilah yang mengundang tatapan iba penumpang lain). Sekali lagi, untung petugasnya baik.



    Di dalam gerbong ekonomi yang sekarang
  • Di dalam kereta api jarak jauh. Jangan takut tidak kebagian tempat duduk. Kenapa? Karena sekarang, di tiket kereta api ada nomor seat-nya. Jangan takut panas. Kenapa? Karena sekarang, di gerbong ekonomi sudah ada AC-nya. Jangan takut main gadget atau smsan atau telponan mengisi waktu sampai baterai habis. Kenapa? Karena sekarang, di setiap tempat duduk ada colokan listriknya. Jangan takut lapar. Kenapa? Karena sekarang, di gerbong ekonomi ada penjual berbagai macam nasi, berbagai macam cemilan, berbagai macam minuman ringan.. Dan mereka berseragam! Jangan takut ngantuk. Kenapa? Karena ada bantal dan selimut :'v



  • Di dalam kereta api lokal. Memang tak ada nomor kursi, penjual makanan, dan colokan listrik. Ini karena perjalanan dengan kereta api lokal hanya memakan waktu beberapa menit.. Paling lama satu jam.  Tapi semuanya tetap nyaman kok :D


Karena saya memang suka naik kendaraan umum, ditambah dengan pelayanan baik yang diberikan oleh PT. KAI, saya jadi keranjingan bepergian naik kereta api. Oh iya, tiketnya murah kok!
Walaupun saya cuma pernah coba rute Surabaya-Jogja (100 ribu) dan Jogja-Solo (8000 saja) ...

Terima kasih sebesar-besarnya buat Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang melakukan gebrakan-gebrakan itu  semasa masih menjadi Direktur PT. KAI.
Oh iya, ketika saya lagi searching soal Ignasius Jonan di internet, saya membuka salah satu portal berita. Dan saya menangkap quote yang keren dari  Ignasius Jonan ini. Sekalian saja ya. Out of topic sih :v tapi.. Semoga bisa memberi inspirasi buat orang lain.


Jadi buat teman-teman dan siapa saja yang mau ke Jawa, jangan sungkan naik kereta api yaaa!

P.s : sebnarnya saya mau menulis lagi tentang transportasi umum lain yang membuat saya keranjingan (Bus Trans Jogja) , tapi sepertinya post ini sudah kepanjangan. Saya ngetiknya lewat HP, sih..
Tunggu part 2 nya ya.. :)

Komentar

  1. Bepergian sendirian, mengurus perjalanan sendirian mungkin mencemaskan. Tapi Indah sdh melewatinya dengan sukses. Pengalaman ini telah membuktikan "indah sudah besar" ...vd

    BalasHapus

Posting Komentar